CAMBRIDGE | SAH — Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si menjadi pembicara di Harvard University, Amerika Serikat dalam acara Workshop on Climate-Resilient Development in Southeast Asia.
Workshop diikuti oleh peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Austria, Belanda, Australia, Singapura, Qatar, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, dan Filipina dalam rangka berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim di Asia Tenggara.
Rina memaparkan hasil riset terkait peran layanan kesehatan primer dan data kesehatan dalam mengatasi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Ia menekankan pentingnya pengembangan strategi dan rencana mitigasi serta adaptasi untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
“Kesehatan adalah salah satu sektor yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim. Sistem kesehatan harus diperkuat untuk meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap risiko kesehatan akibat perubahan iklim,” ujar Dr. Rina dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Agustus 2024.
Baca Juga: Pj Gubernur Apresiasi Peran Bank Aceh Dalam Mensukseskan PON
Rina, menambahkan, untuk menghadapi dampak perubahan iklim, sektor kesehatan perlu meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Pengumpulan dan interpretasi data yang berkualitas menjadi tantangan penting dalam merumuskan kebijakan dan strategi adaptasi.
Penelitian yang dilakukan Rina melibatkan pengembangan Dashboard CORE-STEP yang bertujuan mendukung sistem layanan kesehatan dengan menyediakan visualisasi data, seperti riwayat bencana, tren penyakit sensitif iklim, upaya adaptasi masyarakat, dan kapasitas layanan kesehatan.
Penelitian tersebut merupakan bagian dari riset kolaborasi internasional antara Fakultas Kedokteran USK dan School of Medicine and Dentistry, Griffith University, yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui KONEKSI.
Riset ini juga melibatkan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Kesehatan, ICLEI, CARI!, Universitas Mataram, Universitas Pattimura, dan Yayasan LAPPAN, serta dilaksanakan di Kota Banda Aceh, Mataram, dan Ambon sejak 2023.[]