BANDA ACEH | SAH — Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai di era Industri 4.0. Karena itu pendidikan vokasi harus sesuai relevan dengan kebutuhan industri.
Penegasan itu disampaikan Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Aceh, Asbaruddin, 22 Oktober 2024. Ia menegaskan, peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Aceh dipandang sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan pasar kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurut Asbaruddin, perkembangan teknologi dan kebutuhan industri saat ini mengharuskan pendidikan vokasi untuk beradaptasi, dengan fokus utama pada keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja. SMK sebagai garda depan pendidikan vokasi harus terus meningkatkan kolaborasinya dengan dunia usaha dan dunia industri untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan siap terjun langsung ke lapangan.
“Pendidikan vokasi harus berfokus pada keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, SMK harus bekerjasama dengan sejumlah pelaku industri untuk menciptakan program pendidikan yang aplikatif,” tegas Asbaruddin.
Pada 21 Oktober 2024, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi Kesra Pelayanan Dasar Urusan Pendidikan Tahun 2024 yang diprakarsai oleh Biro Isra Setda Aceh. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat koordinasi antar instansi terkait untuk pengembangan pendidikan vokasi, yang dihadiri oleh 20 Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Dalam rapat tersebut, Asbaruddin menyampaikan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sekolah, dan dunia usaha, untuk menciptakan kurikulum yang lebih aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan industri lokal. Pendidikan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga fokus pada keterampilan nyata, dinilai sangat diperlukan untuk menciptakan lulusan yang siap kerja.
“Kita perlu mengidentifikasi potensi lokal serta menyusun program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri di Aceh. Ini termasuk menciptakan kurikulum yang sesuai dengan tantangan dan peluang di masa depan, sehingga para lulusan SMK bisa langsung mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di sekolah dalam dunia kerja,” tambah Asbaruddin.
Kolaborasi antara SMK dengan dunia industri sangat diperlukan untuk menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan pasar. Asbaruddin mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja sama dalam menyusun program-program pelatihan yang dapat menjawab kebutuhan spesifik dunia usaha, terutama di sektor-sektor unggulan daerah.
Kebutuhan tenaga kerja terampil yang siap pakai menjadi semakin mendesak di era Industri 4.0, yang ditandai dengan revolusi teknologi dan perubahan pola produksi di berbagai sektor industri. Dengan mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai, Aceh dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonominya dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Dalam upaya mengembangkan pendidikan vokasi di Aceh, penguasaan keterampilan aplikatif dan teknologi menjadi perhatian utama. Para lulusan SMK diharapkan memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti kemampuan dalam teknologi informasi, automasi, dan manufaktur modern, yang merupakan kunci dalam menghadapi tantangan di era digital saat ini.
Dengan pendekatan yang terintegrasi antara dunia pendidikan dan industri, diharapkan para lulusan SMK di Aceh tidak hanya dapat bersaing di pasar lokal, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional.[]